Hangat dan Nyaman dengan Balutan Busana Rajutan

Selasa, 19 Januari 2016 - 08:25 WIB
Hangat dan Nyaman dengan...
Hangat dan Nyaman dengan Balutan Busana Rajutan
A A A
BANDUNG - Memasuki musim penghujan, seseorang kadang malas menggunakan jaket tebal karena kerap kepanasan ketika siang hari. Namun, ada alternatif fashion lain yang bisa dikenakan, ketika memasuki musim ini, yakni menggunakan busana dengan bahan rajut yang nyaman dan tetap membuat hangat badan, tanpa perlu merasakan kegerahan tatkala siang hari.

Busana dengan bahan rajutan, memiliki beragam kelebihan. Selain karena sifatnya yang elastis, busana berbahan ini pun memiliki sifat yang lentur dan lebih “jatuh” di badan. Tak hanya itu, bahan rajut pun tidak mudah mengkerut atau melipat seperti jenis kain lainnya.

Pada umumnya, bahan rajut digunakan tidak lain untuk menghangatkan tubuh si pemakainya. Karena sifatnya itulah, bahan rajut popular digunakan di kawasan bersuhu dingin, termasuk di kota Bandung, yang tatkala memasuki musim penghujan.

Dengan bahan rajutan yang didesain apik dan cantik, maka penggunanya pun tidak hanya akan merasakan fungsi hangat bahan rajutan saja, melainkan juga tetap terlihat modis dan fashionable yang sesuai dengan musimnya. Salah satunya dengan menggunakan Cardigan Rajut ala RGRF.

Dengan model yang simple, serta warna-warna dasar yang tidak mencolok, cardigan ini cocok digunakan di tempat-tempat yang dingin. Tak hanya itu, cardigan ini pun mempercantik si pemakai, dengan beberapa aksen khas unfinished di beberapa bagian busananya seperti pada ujung lengan, maupun di sepanjang busana bagian bawahnya.

“Warna-warna dasar seperti hitam, putih, abu, maupun broken white, diprediksi menjadi trend busana 2016 yang casual,” ujar sang desainer sekaligus pemilik brand RGRF, Dini Noviani.

Meski pada dasarnya, cardigan memiliki model yang itu-itu saja, namun untuk menambah aksen kekhasan, pada beberapa bagian ujung busana tidak dijahit rapi, bahkan dibiarkan menjuntai, atau yang biasa dikenal dengan model unfinished. Menurut Dini, meski menggunakan model demikian, namun, cardigan rajut yang didesainnya tidak akan rontok pada bagian benangnya. Hal itu tergantung dari bahan rajut itu sendiri.

Penggunaan busana berbahan rajut, memang sudah umum digunakan di Indonesia. Selain bisa didesain untuk pakaian hangat seperti cardigan, nyatanya, banyak model busana lain pun bisa digunakan dari bahan rajut.

Namun, cardigan rajut yang nyaman, tentu akan memperhatikan bahan rajut yang halus dan dingin. Desain yang dibuat Dini pun kebanyakan merupakan cardigan rajut yang memiliki panjang hingga bawah lutut.

Dengan desain yang simple, dan warna yang tidak mencolok, cardigan rajut ini pun terlihat casual dan bisa dikenakan baik untuk acara formal maupun santai. Tak hanya itu, potongan di beberapa bagian busana, memiliki potongan simetris yang unik, sehingga meski garis polanya lain dari pada biasanya, namun tetap terlihat cantik.

“Kami memang membuat beberapa cardigan rajut dengan belahannya yang asimetris dan lain dari biasanya. Ini memang ciri khas kami sejak dulu. Namun meski belahannya berbeda, tapi tetap cocok dan enak dilihat,” terang Dini.

Selain model cardigan, busana model turtle neck dengan bahan rajut pun menjadi trend di musim penghujan kali ini. Bagi Dini, trend busana rajut dengan model leher turtle neck (leher panjang) ini sudah kelihatan booming kembali pada akhir tahun lalu.

Ia pun mendesain busana turtle neck ini dengan bahan rajut yang dingin dan tidak panas digunakan, meski dipakai di siang hari.

Meski umumnya turtle neck didesain dengan bahan kaos, namun Dini menuturkan, bahan rajut sangat cocok digunakan untuk membuat pakaian semacam ini. Lantaran, selain bahan rajut yang digunakannya lembut dan berbahan dingin, rajut pun lebih elastis. Potongan busananya pun Dini buat berlengan panjang dan menjuntai ke bawah hingga lutut.

“Busana semacam ini sangat cocok dikenakan pada musim dingin. Baik mereka yang berhijab maupun tidak, desain busana ini pun tetap nyaman digunakan dan modis,” ujarnya.

Selain cardigan rajut dan busana model turtle neck, Dini pun mendesain pakaian hangat lainnya yang modelnya mirip dengan mantel, yakni Chillbreaker.

Chillbreaker
buatannya juga menggunakan bahan wool yang lembut dan hangat di tubuh. Warna-warna yang ditampilakan pun lebih pada warna dasar yang tidak mencolok, seperti coklat, abu muda, abu tua, dan hitam.

Hangat dan Nyaman dengan Balutan Busana Rajutan


Untuk mempercantik tampilan chillbreaker, desainnya yang simple diberikan aksen bulu atau wol di beberapa bagian busana. Meski rata-rata memiliki warna dasar dan cenderung polos, namun detil yang ditampilkan dan menjadi ciri khasnya terletak pada corak simetris yang sederhana. Meski bercorak demikian, pada beberapa busananya, Dini pun menampilkan detil tekstur kain yang bergaris namun tetap didominasi oleh warna dasar sehingga tekstur kain tidak mendominasi.

“Intinya, busana hangat yang kami buat lebih pada warna-warna yang tidak mencolok, desain yang simple namun memiliki pola yang unik, dan tekstur kain serta bahan yang lain dari biasanya, namun tetap nyaman dan modis untuk dikenakan,” pungkas Dini.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0789 seconds (0.1#10.140)